Belajar Mendengar
Rasulullah saw telah mengajarkan bagaimana bersikap yang terbaik ketika berbicara dengan orang lain. Dalam banyak riwayat menyebutkan bahwa ketIka berbicara dengan orang lain, Rasulullah saw tidak pernah mendominasi pembicaraan, bahkan beliau lebih sering mendengar penuh perhatian sambil menatap mata orang lawan bicaranya. Dan beliau tidak pernah memotong pembicaraan, beliau benar benar mendengarkan dengan seksama pembicaraan lawan bicaranya hingga ia menyelesaikan ucapannya.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan imam muslim dari Abdullah dan imam Muslim dari Abdullah bin Mas'ud r.a, Rasulullah saw berkata kepadaku,"Bacakanlah kepadaku Al-Qur'an". ibu mas'ud berkata, "Aku katakan,'wahai Rasulullah! Apakah saya akan membacakannya kepadamu, sementara ia diturunkan kepadamu?" Beliau menjawab,"Aku senang mendengarnya dari orang selain diriku.". Aku pun membacakan surah an-Nisa dan sampai pada ayat yang artinya 'Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti ), jika kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka'. (qs: an-Nisa 4:41), aku angkat kepalaku, atau ada seseorang dari samping yang memegangku sehinnga aku pun mengangkat kepalaku, ternyata aku melihat air mata beliau mengalir". (HR.Bukhari no.4582 dan Muslim no.800)
Ada keteladanan sangat mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, meskipun dalam sejumlah riwayat hadits shahih di sebutkan bahwa beliau memiliki suara yang indah nan merdu ketika melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, beliau malah sering meminta sahabat-sahabat yang memiliki suara merdu untuk membacakan Al-Qur'an di hadapan beliau.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah saw sering meminta Abu Musa al-Asy'ari yang juga memiliki suara merdu, bahkan Rasulullah saw pernah menyebutnya sebagai 'pemilik' salah satu seruling Nabi Dawud as untuk membacakan Al-Qur'an di hadapan beliau.
Beberapa keterangan riwayat hadits diatas menunjukkan bahwa Rasulullah saw adalah sosok yang tidak sekadar senang berbicara, tetapi juga senang mendengar, Dan bahkan Rasulullah saw adalah orang yang selalu memberikan perhatian penuh kepada orang lain, bukan seorang yang egois. Beliau memiliki sikap empati dan kepekaan yang sangat tinggi sehingga para sahabat beliau sangat nyaman berada di sisi beliau.
"Seseorang yang mau mendengar ucapan dan pendapat orang lain akan bisa mengambil pelajaran dan manfaat dari ucapan serta pendapat orang tersebut. Hal ini sekaligus untuk menghindarkan kita dari perasaan paling baik dan paling benar sendiri"
.jpg)
Komentar
Posting Komentar